Wahai Guru Menulislah!

Judul diatas sebenarnya ditujukan untuk saya sendiri supaya dapat memacu adrenalin untuk tetap semangat belajar menulis. Ya, belajar menulis. Karena belum satupun tulisan saya yang dimuat di media massa. Hanya beberapa tulisan yang pernah dipublikasikan melalui blog, seperti blog ini dan situs www.anekaartikel.com. Bahkan tulisan saya yang berjudul ‘Menjadi Guru Itu Tidak Mudah’ dan ‘Menulis Blog, Menambah penghasilan’ mendapat honor Rp.100.000 untuk satu artikel (total jendral saya mendapat honor Rp.200.000). Jumlah yang lumayan. Itung-itung untuk menambah kas dapur.
Wahai guru menulislah! Mudah-mudahan judul tersebut mencambuk saya untuk menjadi penulis. Penulis apa saja. Fiksi atau non fiksi. Saya ingin mengikuti langkah Fira Basuki, Asma Nadia, Gola Gong, Andrea Hirata, dan penulis terkenal lainnya yang sudah merasakan arti sebuah kesuksesan. Kalau mereka bisa, mengapa saya TIDAK BISA! SAYA HARUS BISA!
Arswendo Atmowiloto bilang, Menulis itu gampang. Miftachul Huda pun bilang, Menulis itu gampang. Saya juga bisa bilang, Menulis itu ternyata memang gampang. Buktinya tulisan ini sudah sampai paragraph tiga dan mengalir begitu saja seperti Bengawan Solo yang airnya mengalir sampai jauh. Mau bukti lagi kalau menulis itu ternyata gampang, jelajahi aja blog ini, beberapa artikel adalah tulisan saya. Kalau anda tidak yakin bisa menulis, baca aja caranya disini.
Wahai guru menulislah! Saya yakin semua guru punya keinginan dan kemampuan untuk menulis. Disadari atau tidak, guru punya tekad untuk menulis. Guru adalah sosok akademis. Yakin? Kalau sudah merasa yakin, buatlah tulisan. Tulis apa saja. Tentang apa saja. Banyak sumber tulisan berteberan di dalam diri dan lingkungan sekitar kita. Seperti tulisan ini yang bersumber dari diri saya yang masih belum piawai menuangkan ide dan gagasan menjadi sebuah tulisan. Jangan takut mengalami kemacetan dan kemandekan ketika menulis. Renungkan kata-kata Miftachul Huda dalam bukunya Self Publishing Kupas Tuntas Rahasia Menerbitkan Buku Sendiri berikut ini:
Menulislah secara bebas, tentang apa saja. Biarkan kata demi kata mengalir. Jangan hakimi tentang kalimat yang anda buat sendiri. Wah, kok jelek ya, kok tidak bagus kayak tulisanya Goenawan Mohamad, apa bisa ini nanti dumuat di Koran, paham gak ya nanti orang membaca tulisan saya? Buang jauh-jauh pertanyaan-pertanyaan yang menghakimi seperti itu. Bebaskan pikiran-pikiran anda dari ketakutan-ketakutan bahwa tulisan anda jelek. Kalau anda berhasil mengusir ketakutan-ketakutan semacam itu, anda akan merasa nikmat karena memperoleh kemerdekaan yang sesungguhnya.
Sekali lagi renungkanlah kata-kata diatas. Mulailah menulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Seni Bertanya Efektif di Kelas

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI

Apapun Kurikulumnya Mutu Guru Kuncinya