Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Hukuman Dalam Pendidikan Islam

Pemberian hukuman adalah salah satu metode pendidikan islam, karena sudah menjadi tabiat manusia untuk melakukan keburukan. Pemberian hukuman sangat berperan penting dalam pendidikan, sebab pendidikan yang terlalu lunak akan membuat siswa kurang disiplin. Akan tetapi, Islam tidak membenarkan hukuman yang dilakukan dengan cara memukul yang berlebihan. Pendidikan Islam sesungguhnya menjauhi bentuk-bentuk hukuman fisik seperti memukul, karena itu bisa membahayakan, baik bagi diri siswa maupun bagi guru sendiri. Penggunaan hukuman fisik hendaknya betul-betul dijauhi, kecuali dalam keadaan memaksa. Berikut ini adalah hukuman yang dilarang dalam system pendidikan islam. 1. Menampar Wajah 2. Kekerasan yang melampaui batas 3. Mencaci dan memaki 4. Memukul dengan emosi yang meluap 5. Menendang 6. Melampiaskan kemurkaan Sumber: Ensiklopedia Leadership & Manajemen Muhammad SAW “The Super Leader Super Manager” Sang Pembelajar dan Guru Peradaban (Learner & Educator), Dr. Muhammad

Apapun Kurikulumnya Mutu Guru Kuncinya

Oleh Ahmad Ripai (Artikel ini dimuat koran Satelit News Tangerang tanggal 14 April 2011) Judul diatas merupakan judul tulisan Satria Darma (Ketua Ikatan Guru Indonesia) yang dimuat IGI Media, Majalah Guru Indonesia, edisi 01 November 2010. Sebagai seorang guru, saya sependapat dengan Satria Darma dalam tulisan tersebut: Apapun Kurikulumnya Mutu Guru Kuncinya! Mengutip pendapat Fullan yang dimuat dalam tulisan Satria Darma bahwa kelas dan sekolah akan efektif apabila (1) kita merekrut orang-orang terbaik untuk menjadi guru, dan (2) lingkungan guru dibuat nyaman dan kondusif untuk bekerja dan mendorong mereka untuk berkarya agar mereka tidak loncat mencari pekerjaan lain. Menurut Satria Darma, 2 kondisi tersebut berlaku apabila kita mau mengadakan perubahan dalam pendidikan. Apabila tidak ingin mengadakan perubahan dan sekedar menjalankan pendidikan seadanya, lakukan saja apa yang sudah dilakukan selama ini. Apabila kita melakukakan browsing tentang definisi kurikulum diinternet, ma

Wahai Guru, Menulislah!

WAHAI GURU, MENULISLAH! Asep Sapa’at Trainer Pendidikan Lembaga Pengembangan Insani Dompet Dhuafa “Setiap tetes tinta seorang penulis adalah darah bagi perubahan peradaban. Kernanya, perhatikanlah bagaimana ujung penamu bergerak” (M. Fauzil Adhim) Guru mampu mengajar, itu perkara biasa. Guru mampu menjadi penulis, ini baru luar biasa. Menulis bisa berarti mengenalkan pribadi kita kepada orang lain. Menulis bisa berarti menyampaikan gagasan dan pengalaman kita kepada orang lain. Menulis tiada batas ruang dan waktu. Setidaknya, menulis bisa menyembuhkan diri Anda, itulah jawaban Mas Hernowo (CEO Mizan) ketika ditanya, “Apakah sejak kecil Mas Her sudah bercita-cita menjadi penulis?”. Jawab beliau, “TIDAK. Saya menjadi penulis sejak usia saya melewati 40 tahun. Saya bisa menjadi penulis karena bekerja di Penerbit MIZAN. Dan saya terdorong untuk menulis (bukan ingin menjadi penulis) karena menulis dapat menyembuhkan diri saya”. Bingung menyeruak, mungkinkah aktivitas menulis dapat m

Hadapilah UN Dengan Senyuman!

“Menghitung hari…!”, begitu Krisdayanti bernyanyi. Netters dan bloggers yang masih duduk di bangku SMA dan SMK pun saat ini sedang bernyanyi dengan tema yang sama: Menghitung Hari! Kalau hari ini adalah tanggal 10 April 2011, maka hanya tersisa 8 hari para netters dan bloggers untuk melaksanakan perhelatan tahunan yang tidak mungkin dihindari lagi: Ujian Nasional!. Karena UN adalah program pemerintah – dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan BSNP – yang harus dilaksanakan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah dan Ujian Nasional, Bab I, Pasal 1, Ayat 3, Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sekedar informasi, netters dan blogger tingkat SMA Program IPA akan mengikuti UN untuk 6 mata pelajaran seperti: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi. UN SM

Mulia Dengan Memberi

Mulia Dengan Memberi Judul diatas merupakan judul sebuah artikel yang ditulis oleh Ferry Kisihandi di Koran Dialog Jum’at harian Republika. Tulisan tersebut menekankan mulia dan pentingnya memberi. Dikatakan bahwa hidup itu tak selamanya lapang. Terkadang seseorang kurang beruntung dan menjalani hidup yang tak berkecukupan. Kalau kita perhatikan sekeliling dan sekitar kita atau kalau kita perhatikan sepanjang perjalanan, kita pasti menemukan orang-orang yang masih kurang beruntung bahkan di pinggir-pinggir jalan ada beberapa orang yang sengaja atau tidak menadahkan tangannya untuk meminta. Padahal tangan diatas itu lebih mulia daripada tangan dibawah. Maka itu, Ferrry Kisihandi dalam tulisannya menyarankan kepada orang islam, meski dalam kondisi perekonomian yang berat, tetap bersikukuh mempertahankan identitasnya sebagai sosok pemberi. Ringan tangan membantu orang orang yang membutuhkan. Apabila hal ini dijalankan maka tidak ada orang yang tangannya selalu dibawah. Mulia dengan